Kenangan Lucu dan Ga Jelas karena puisi
Puisi ini mengingatkan aku pada kejadian memalukan yang terjadi di Garden Cafe UNy bersama temanku. Ketika kami maju untuk berpuisi ria, tanpa bekal apa pun, penampilan apa adanya, tanpa pendukung, tanpa riasan, muka memelas, jalan ga bener, muka belepotan, suara cempreng, Daaaannnn....
dipanggillah nama saya dengan embel-embel yang memalukan juga, hufh, MC nya agak ngaco, tapi ya emang namaku agak rawan sich,, hehehe,,,
MAHADEWI, TERSENYUMLAH…
Ilalang berbisik pelan
Nistakan setiap celah sang Dewi
Dalam diam mata liar itu terus berkoar
Olok segala nista segelintir rubah bejat
Naluri-naluri malaikat kecil itu masih sunyi
Entah kabut seperti apa yang telah menyelimuti
Setan semakin tersenyum melihat kediaman malaikat
Ilalang terus bertutur tak henti
Anyelir, mawar, bahkan rumput liar pun turut menghina
Kerak-kerak kabut tersingkap pelan
Untukmu sang Dewi…
Kami, entah masih pantas atau tidak
Untuk tetap menjadi malaikatmu
Akan melukis segurat senyuman
Walau pun tertatih pelan
Indonesia, Mahadewiku
Tersenyumlah….
Layaknya kasihmu yang tiada henti
Yang memberiku nafas ini.
dipanggillah nama saya dengan embel-embel yang memalukan juga, hufh, MC nya agak ngaco, tapi ya emang namaku agak rawan sich,, hehehe,,,
MAHADEWI, TERSENYUMLAH…
Ilalang berbisik pelan
Nistakan setiap celah sang Dewi
Dalam diam mata liar itu terus berkoar
Olok segala nista segelintir rubah bejat
Naluri-naluri malaikat kecil itu masih sunyi
Entah kabut seperti apa yang telah menyelimuti
Setan semakin tersenyum melihat kediaman malaikat
Ilalang terus bertutur tak henti
Anyelir, mawar, bahkan rumput liar pun turut menghina
Kerak-kerak kabut tersingkap pelan
Untukmu sang Dewi…
Kami, entah masih pantas atau tidak
Untuk tetap menjadi malaikatmu
Akan melukis segurat senyuman
Walau pun tertatih pelan
Indonesia, Mahadewiku
Tersenyumlah….
Layaknya kasihmu yang tiada henti
Yang memberiku nafas ini.
1 comments:
Posting Komentar